Si Kabayan Ingin Menjadi Lurah
Setting : Dikantor kalurahan, Dipanggung terdapat satu
kursi dan satu meja, meka tersebut terdapat tumpukan buku dan disitu pak lurah
sedang duduk sambil mengerjakan suatu laporan.
Sikabayan : “Tok-tok, Assalamuallaikum pak lurah?”
Pak lurah :
“Wallaikum salam, e e kabayan ada apa?” (sambil mempersilahkan kabayan duduk )
Sikabayan :
“Pak lurah”(seraya dia memohon)” izinkan saya menjadi lurah sehari saja”.
Pak lurah : “Apakah kau mampu, hai kabayan?”
Sikabayan : “Mampu, Pak lurah”(sahutnya dengan
nada lumayan tinggi)
Pak luran :
“Baiklah, kebetulan hari ini akan datang pak camat kedesa kita. Nanti ku beritahukan kepada beliau bahwa kau
yang menjadi lurah sejak hari ini.”
(Pak lurah
kembali berkata)” kalau kau benar-benar mampu maka aku rela menyerahkan
jabatanku kepdamu untuk seterusnya.”
Bukan main
senangnya hatin Sikabayan, bersama dengan pak lurah Ia berangkat ke kantor
kalurahan. Tka lama kemudian datanglah Bapak camat akan memeriksa keadaan
kampong. Sikabayan diperkenalkan sebagai lurah yang baru didesa itu.
Pak lurah lama :
“Perkenalkan pak Camat, ini lurah kita yang baru namanya Pak lurah Kabayan.”
Pak camat :
“Oo…iya, selamat ya pak lurah kabayan”(seraya menjabatkan tangannya kepada
Sikabayan)
Sikabayan :
“Sama-sama, juragan camat”(dengan hati gembira ia membalas jabatan tangan pak
camat)
Beberapa saat
kemudian lewatlah dimuka kantor kalurahan itu. Beberapa orang sambil menggiring
serombongan kerbau
Melihat itu pak
lurah bertanya kepada Sikabayan
Pak camat : “Hendak dibawa kemana kerbau-kerbau
itu, lurah kabayan?”
Sikabayan :
(dengan suara gugup sikabayan menjawab)”He…? Saya tak tahu juragan camat.”
Pak camat : “Coba Tanya pemiliknya”
Sikabayan :
“Baik, juragan camat”(seraya lari mengejar orang yang membawa romobongan kerbau
itu)
Setiba didekat
orang itu sikabayan berteriak
Sikabayan : “Hei, tunggu!! Hendak kau bawa kemana
kerbau-kerbau ini?”
Pemilik kerbau:
“Hendak kami bawa kepasar hewan, pak kabayan.”(sahutnya salah
seorang dari penggiring rombongan kerbau itu)
Sikabayan
mengangguk, alalu lari cepat-cepat kembali ke kantor, lalu Sikabayan berkata!
Sikabayan : “Hendak mereka bawa kepasar hewan,
juragan camat.”
Pak camat : “berapa ekor jumlah kerbau-kerbau
itu?”
Sikabayan :
“He…?”(Sikabayan tertegun, dia tidak bertanya berapa ekor kerbau-kerbau itu)”
Saya tidak bertanya jumlahnya, juragan.”
Pak camat : “Coba Tanya!”
Sikabayan :
“Baik (sahutnya, seraya lari mengejar panggiring kerbau-kerbau yang jaraknya
sudah bertambah jauh. Dengan nafas terengah-engah Ia sampai kedekat penggiring,
sambil berteriak. “Tunggu!!”
(salahsatu
penggiring berhenti)
Sikabayan :
(dengan nafas terengah-engah sikabayan bertanya) “ Berapa jumlah kerbau-kerbau
ini?”
Pemilik kerbau:
“ Lima puluh
ekor, pak lurah kabayan”(sahutnya)
(sikabayan menganggukkan
kepala, seraya cepat-cepat lari kembali kekantor kalurahan)
Pak camat : “Berapa ekor kerbau-kerbau itu, pak
lurah kabayan?”
Sikabayan :
(sikabayan merendahkan nafasnya sejenak, lalu sahutnya)”Lima puluh ekor, juragan.”
Pak camat :
“Apakah mereka mempunyai surat
izin untuk membawa kerbau keluar dari desa ini?”
Sikabayan :
“Ha…!!!?” (bertambah tertegun sikabayan. Sesaat ia menatap dengan pandangan
hampa kearah pak camat dan orang-orang yang ada dikantor kalurahan itu)” Saya
tidak menanyakannya, Juragan….”
Sejak saat itu
entah Sikabayan mau meneruskan atau tidak Jabatan yang baru sebagai lurah …!!!
0 comments:
Posting Komentar